Tahun pembuatan film G30S PKI - Kontroversi seputar film Perang Perjuangan G30S / PKI berlanjut. Maklum, Indonesia adalah negara besar, dengan banyak selera dan pemikiran, dan sudah begitu banyak orang pintar di negeri ini, jadi kontroversi mengenai sesuatu yang penting namun tetap memiliki sejumlah kelemahan, pasti itu harus terjadi.
Itulah yang terjadi dengan film Perang Penumpasan Pengkhianatan G30S / PKI yang fenomenal, namun ada sejumlah kekurangan, sehingga melahirkan kontroversi tersebut.
Padahal, dari sisi seni teater, film yang direlease tahun 1984 ini sangat menarik, sebuah film yang digarap dengan sangat serius yang kemudian memenangkan sejumlah piala dalam festival film nasional 1994.
Seperti siklus tahunan, isu pengkhianatan G30S / PKI selalu ramai dibicarakan pada bulan September. Apalagi film tentang pengkhianatan ini dulu sebelum zaman Megawati sering dimainkan pada 30 September di TVRI Nasional.
Istri Arifin C Noer, Jajang C Noer, adalah seorang aktris senior, menceritakan bagaimana suaminya mendapatkan kepercayaannya dalam pembuatan film tersebut.
Pembuatan film 'Pengkhianatan G30S / PKI' tidaklah mudah. Apalagi film tersebut merupakan film sejarah dengan pertimbangan bangsa. Namun, sutradara menyetujui pembuatannya atas cintanya kepada bangsa dan memberikan pelajaran sejarah bagi generasi penerus.
Data yang digunakan adalah data pada saat itu. Melakukan penelitian untuk casting aktor, dan syutingnya dilakukan hampir dua tahun. Sampai mereka punya dua kali Lebaran. Mereka tidak sembrono, selalu detail mungkin.
Timnya mengumpulkan data berdasarkan fakta yang dipresentasikan pada saat itu. Lalu, Arifin menulis skenario. Semuanya berdasarkan data yang mereka ketahui, sampai diperiksa lagi. Bahkan ada satu data, para jenderal disiksa, mata dicongkel, penis dipotong, lalu ada darah-darah, semuanya dicek ulang.
Arifin mengalami kesulitan dalam mencari data untuk mengerjakan film yang berlangsung hampir empat jam. Apalagi pada saat itu, data tentang pergerakan PKI sangat minim. Tentu film saat ini adalah data yang ada pada saat itu yang sebagian besar berasal dari TNI.
Namun, Pak Arifin tidak percaya bahwa PKI sekejam itu. Sebenarnya, film yang menghabiskan dana 800 juta saat itu, telah disempurnakan atau dihaluskan oleh Arifin. Tapi itu dibuat agar kita mengerti bahwa PKI tidak benar, jadi orang membenci PKI, jadi ini untuk generasi berikutnya.
Butuh dua tahun untuk mengerjakan film ini. Bahkan untuk pemotretan di Lubang Buaya, ia harus menghabiskan dua minggu. Saat mengambil gambar di kediaman setiap jenazah yang diculik memakan waktu berminggu-minggu.
Dalam pembuatan film, sutradara sangat rinci untuk melihat setiap adegan yang diambil. Terutama tentang adegan penyiksaan dari tujuh jenderal.
Arifin menerima data tujuh jenderal yang disiksa dengan kejam. Mulai dari mencongkel bola mata hingga memotong kelamin. Tapi Arifin tidak memasukkan adegan tersebut. Arifin hanya mengatur gambaran seolah-olah jenderal disiksa seperti itu.
Karena itu ada darah-darah, seolah ada penyiksaan, tapi dia tidak percaya mata bisa dicongkel dan penis dipotong. Karena dia tidak percaya, jadi tidak ada adegannya.
Paling tidak film tersebut telah menggores sejumlah fakta sejarah, setidaknya ada 3 Fakta Abadi tentang Film Penumpasan G 30 S PKI yang sering terlupakan.
Pertama, Skenario. Skenario penumpasan Pengkhianatan G30S / PKI didasarkan pada sebuah buku yang ditulis oleh sejarawan militer Nugroho Notosusanto dan Penyidik Ismael Saleh yang berjudul: Tragedi Nasional Percobaan Kup 30 September PKI.
Kedua, Sutradara. Penumpasan pengkhianatan G30S / PKI yang disutradarai oleh Arifin C.Noer menuai kontroversi sampai dengan kematiannya pada tahun 1995. Sutradara init tetap bersikap terbuka terhadap film tersebut.
Ketiga, Penghargaan. Film pengkhianatan G30S / PKI menerima 7 nominasi di festival film 1994 Indonesia, memenangkan penghargaan bergambar untuk skenario terbaik dan memenangkan Antemas Cup sebagai film terlaris.
Dibalik itu, pastinya ada kekurangan film, karena tidak ada karya seni yang sempurna. Jadi, biarpun ada niat untuk dijadikan film lain tentu disapa dengan senang hati. Namanya karya seni, harus selalu dinamis, tergantung dari inspirasi dan kemasannya.
Film ini praktis merupakan film kolosal karena melibatkan sekitar 200 pemain dan 10 ribu pemain tambahan.
Jika ada anggapan film itu disebut sebagai alat propaganda Soeharto, ya memang dia ada disana dan bahkan dia yang ikut membantu mendanai film juga.
Sumber :
https://news.detik.com/berita/d-3655045/cerita-istri-sutradara-soal-pembuatan-film-g30spki
http://www.netralnews.com/news/singkapsejarah/read/105037/cerita.menarik.di..balik.pembuatan.film.
https://kumparan.com/indra-subagja/kisah-pembuatan-film-g30s-pki-dan-propaganda-soeharto
https://kumparan.com/salmah-muslimah/sutradara-film-g30s-pki-sebut-dn-aidit-perokok
Itulah yang terjadi dengan film Perang Penumpasan Pengkhianatan G30S / PKI yang fenomenal, namun ada sejumlah kekurangan, sehingga melahirkan kontroversi tersebut.
Padahal, dari sisi seni teater, film yang direlease tahun 1984 ini sangat menarik, sebuah film yang digarap dengan sangat serius yang kemudian memenangkan sejumlah piala dalam festival film nasional 1994.
Seperti siklus tahunan, isu pengkhianatan G30S / PKI selalu ramai dibicarakan pada bulan September. Apalagi film tentang pengkhianatan ini dulu sebelum zaman Megawati sering dimainkan pada 30 September di TVRI Nasional.
Istri Arifin C Noer, Jajang C Noer, adalah seorang aktris senior, menceritakan bagaimana suaminya mendapatkan kepercayaannya dalam pembuatan film tersebut.
Pembuatan film 'Pengkhianatan G30S / PKI' tidaklah mudah. Apalagi film tersebut merupakan film sejarah dengan pertimbangan bangsa. Namun, sutradara menyetujui pembuatannya atas cintanya kepada bangsa dan memberikan pelajaran sejarah bagi generasi penerus.
Data yang digunakan adalah data pada saat itu. Melakukan penelitian untuk casting aktor, dan syutingnya dilakukan hampir dua tahun. Sampai mereka punya dua kali Lebaran. Mereka tidak sembrono, selalu detail mungkin.
Timnya mengumpulkan data berdasarkan fakta yang dipresentasikan pada saat itu. Lalu, Arifin menulis skenario. Semuanya berdasarkan data yang mereka ketahui, sampai diperiksa lagi. Bahkan ada satu data, para jenderal disiksa, mata dicongkel, penis dipotong, lalu ada darah-darah, semuanya dicek ulang.
Arifin mengalami kesulitan dalam mencari data untuk mengerjakan film yang berlangsung hampir empat jam. Apalagi pada saat itu, data tentang pergerakan PKI sangat minim. Tentu film saat ini adalah data yang ada pada saat itu yang sebagian besar berasal dari TNI.
Namun, Pak Arifin tidak percaya bahwa PKI sekejam itu. Sebenarnya, film yang menghabiskan dana 800 juta saat itu, telah disempurnakan atau dihaluskan oleh Arifin. Tapi itu dibuat agar kita mengerti bahwa PKI tidak benar, jadi orang membenci PKI, jadi ini untuk generasi berikutnya.
Butuh dua tahun untuk mengerjakan film ini. Bahkan untuk pemotretan di Lubang Buaya, ia harus menghabiskan dua minggu. Saat mengambil gambar di kediaman setiap jenazah yang diculik memakan waktu berminggu-minggu.
Dalam pembuatan film, sutradara sangat rinci untuk melihat setiap adegan yang diambil. Terutama tentang adegan penyiksaan dari tujuh jenderal.
Arifin menerima data tujuh jenderal yang disiksa dengan kejam. Mulai dari mencongkel bola mata hingga memotong kelamin. Tapi Arifin tidak memasukkan adegan tersebut. Arifin hanya mengatur gambaran seolah-olah jenderal disiksa seperti itu.
Karena itu ada darah-darah, seolah ada penyiksaan, tapi dia tidak percaya mata bisa dicongkel dan penis dipotong. Karena dia tidak percaya, jadi tidak ada adegannya.
Paling tidak film tersebut telah menggores sejumlah fakta sejarah, setidaknya ada 3 Fakta Abadi tentang Film Penumpasan G 30 S PKI yang sering terlupakan.
Pertama, Skenario. Skenario penumpasan Pengkhianatan G30S / PKI didasarkan pada sebuah buku yang ditulis oleh sejarawan militer Nugroho Notosusanto dan Penyidik Ismael Saleh yang berjudul: Tragedi Nasional Percobaan Kup 30 September PKI.
Kedua, Sutradara. Penumpasan pengkhianatan G30S / PKI yang disutradarai oleh Arifin C.Noer menuai kontroversi sampai dengan kematiannya pada tahun 1995. Sutradara init tetap bersikap terbuka terhadap film tersebut.
Ketiga, Penghargaan. Film pengkhianatan G30S / PKI menerima 7 nominasi di festival film 1994 Indonesia, memenangkan penghargaan bergambar untuk skenario terbaik dan memenangkan Antemas Cup sebagai film terlaris.
Dibalik itu, pastinya ada kekurangan film, karena tidak ada karya seni yang sempurna. Jadi, biarpun ada niat untuk dijadikan film lain tentu disapa dengan senang hati. Namanya karya seni, harus selalu dinamis, tergantung dari inspirasi dan kemasannya.
Film ini praktis merupakan film kolosal karena melibatkan sekitar 200 pemain dan 10 ribu pemain tambahan.
Jika ada anggapan film itu disebut sebagai alat propaganda Soeharto, ya memang dia ada disana dan bahkan dia yang ikut membantu mendanai film juga.
Sumber :
https://news.detik.com/berita/d-3655045/cerita-istri-sutradara-soal-pembuatan-film-g30spki
http://www.netralnews.com/news/singkapsejarah/read/105037/cerita.menarik.di..balik.pembuatan.film.
https://kumparan.com/indra-subagja/kisah-pembuatan-film-g30s-pki-dan-propaganda-soeharto
https://kumparan.com/salmah-muslimah/sutradara-film-g30s-pki-sebut-dn-aidit-perokok
Tag :
PKI