Tuliskan gejala awal penyakit asma ! Ada beberapa gejala dalam penyakit asma yakni gejala awal dan gejala umum.
Apa Yang Terjadi Pada Organ Pernapasan Penderita Penyakit Asma ?
Asma merupakan penyakit pernafasan kronis yang ditandai dengan hiperaktif bronkial, yaitu kepekaan saluran pernafasan terhadap berbagai rangsangan. Asma diketahui menyerang semua usia. Namun, penyakit ini lebih banyak menyerang anak-anak dan dewasa muda.
Pada anak-anak, asma bisa menjadi masalah serius karena gejalanya bisa mengancam jiwa. Sedangkan pada orang dewasa, asma bisa mengganggu segala aktivitas, seperti pekerjaan, hubungan sosial, termasuk olahraga.
Parahnya, penyakit asma ini tidak bisa disembuhkan, tapi bisa dikendalikan sedemikian rupa sehingga penderitanya bisa hidup layaknya orang normal. Pengobatan asma hanya bertujuan agar asma terkontrol, yaitu:
- Asma tanpa gejala
- Tidak ada gangguan tidur
- Tidak ada serangan asma malam hari
- Tidak ada batasan aktivitas
Oleh karena itu, mengenali gejala asma merupakan bagian penting dari manajemen asma.
Gejala Awal Penyakit Asma
Dalam Kompas dikatakan bahwa gejala awal asma perlu diketahui untuk mencegah penyakit ini berkembang menjadi lebih buruk. Memahami timbulnya tanda peringatan atau gejala ringan pada penyakit bisa sangat membantu sehingga intervensi juga bisa dimulai lebih dini.
Evaluasi yang cepat dan tepat waktu dapat membantu dokter dan penderita asma menentukan apakah pengobatan perlu dilakukan di rumah atau di rumah sakit. Ada beberapa tanda peringatan dini yang dialami penderita asma sebelum timbulnya episode serangan asma.
Gejala ini unik untuk setiap individu. Pada individu yang sama, gejala awal bisa sama, hampir sama, atau sama sekali berbeda di setiap episode serangan. Beberapa tanda peringatan dini mungkin hanya terdeteksi oleh penderitanya atau yang bersangkutan. Sedangkan tanda peringatan dini lainnya lebih mungkin dilihat oleh orang lain.
Namun, yang paling dapat diandalkan sebagai gejala awal asma adalah penurunan tingkat pencapaian penggunaan peak flow meter. Berikut beberapa contoh gejala awal asma yang harus diwaspadai:
- Perubahan pola pernafasan
- Bersin
- Perubahan mood pada hidung
- Batuk gatal di tenggorokan
- Merasa lelah
- Lingkaran hitam di bawah mata
- Kesulitan tidur
- Penurunan toleransi tubuh untuk berolahraga
- Menurunnya kecenderungan kinerja untuk pengguna peak flow meter
Peak Flow Meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur seberapa lancar aliran udara dari paru-paru. Sederhananya, alat ini dibutuhkan untuk mengukur kemampuan seseorang mengeluarkan udara dari paru-paru.
Pada beberapa peak flow meter, tersedia indikator atau dilengkapi dalam bentuk zona warna yang menunjukkan perkembangan asma.
Misalnya zona hijau artinya stabil sehingga para penderita asma bisa menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Sedangkan zona kuning merupakan tanda bahwa seseorang harus berhati-hati, terutama bila ada gejala seperti batuk, bersin, atau sesak napas.
Sedangkan zona merah merupakan kondisi yang cukup parah. Penderitanya bisa jadi sudah mengalami batuk terus-menerus, napas sangat pendek, dan harus menjalani pengobatan.
Gejala Asma Utama
Menurut AloDokter, gejala utama asma antara lain kesulitan bernapas yang terkadang membuat penderitanya terengah-engah, batuk, dada sesak, dan mengi yakni ada suara yang dihasilkan saat udara mengalir melalui saluran udara yang menyempit.
Sesak napas
Gejala asma yang paling umum adalah sesak napas. Bahkan, beberapa orang kerap menyamakan keduanya. Sesak napas merupakan gejala adanya masalah pada sistem pernapasan. Umumnya setiap penderita asma pernah mengalami sesak nafas.
Hal ini terjadi karena saluran udara meradang dan tersumbat sehingga tidak dapat mengeluarkan udara sebanyak biasanya. Nafas Anda akan menjadi dangkal. Tanda sesak nafas akibat asma biasanya muncul setelah terpapar hal-hal yang menjadi pemicu asma, seperti asap rokok, debu, dan bulu binatang.
Batuk
Gejala lain yang juga khas dari asma adalah batuk keras yang terus-menerus. Batuk asma bisa berupa batuk kering atau berdahak.
Batuk yang merupakan ciri khas asma terjadi karena saluran udara (bronkus) membengkak dan menyempit sehingga paru-paru tidak mendapat cukup oksigen. Umumnya, batuk karena asma cenderung semakin parah setelah beraktivitas.
Gejala asma juga bisa kambuh pada malam hari, sehingga penderita sulit tidur nyenyak dan sering terbangun sepanjang malam. Kondisi ini membuat penderita asma membutuhkan lebih banyak obat untuk meringankannya.
Mengi
Batuk asma seringkali disertai dengan mengi. Mengi adalah suara seperti peluit lembut atau suara "cekikikan" yang terdengar setiap kali Anda bernapas. Suara ini disebabkan oleh udara yang dipaksa keluar melalui saluran udara yang sempit dan tersumbat.
Bunyi mengi biasanya akan semakin keras saat Anda menghembuskan napas atau menarik napas. Ini juga sering terjadi sebelum atau selama tidur. Mengi adalah salah satu dari banyak gejala asma yang dapat dikenali.
Batuk kering kronis yang tidak disertai dengan mengi dapat mengindikasikan bahwa Anda menderita batuk asma jenis lain.
Namun, mengi tidak selalu berarti Anda menderita asma. Mengi juga bisa menjadi gejala masalah kesehatan paru-paru lainnya, seperti penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), bronkitis, dan pneumonia.
Dada terasa berdegup kencang
Saluran udara Anda (bronkus) ditutupi dengan serat otot. Radang akibat asma bisa membuat otot-otot ini kaku atau tegang yang membuat dada terasa menegang. Sensasi ini sering kali digambarkan saat seseorang melingkarkan tali dengan erat di dada bagian atas.
Gejala asma ini bisa membuat Anda semakin sulit bernapas dan merasakan sakit setiap kali Anda menarik napas. Dada Anda mungkin terasa seperti ditekan atau dihancurkan oleh benda berat. Gejala batuk dan mengi juga bisa memperparah sensasi ini.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Postgraduate Medical Journal melaporkan bahwa sekitar 76% penderita asma mengalami nyeri yang tajam di dada mereka. Gejala dapat muncul sebelum atau selama serangan asma.
Sayangnya, nyeri dada diketahui sebagai gejala subjektif. Artinya, gejala ini tidak bisa diukur dengan pasti oleh dokter mengingat kemampuan orang untuk menahan rasa sakit yang berbeda. Dokter biasanya akan mengandalkan deskripsi rasa sakit yang dikeluhkan pasien.
Saat gejala ini kambuh, seringkali penderita asma mengalami kesulitan tidur. Tingkat keparahan gejala asma dapat berkisar dari ringan hingga parah. Memburuknya gejala biasanya terjadi pada malam atau dini hari.
Seringkali hal ini membuat penderita asma sulit untuk tidur dan kebutuhan akan inhaler semakin sering. Selain itu, memburuknya gejala juga bisa dipicu oleh reaksi alergi atau aktivitas fisik.
Gejala asma yang semakin parah disebut serangan asma. Serangan asma biasanya terjadi dalam 6-24 jam, atau bahkan beberapa hari. Namun, ada beberapa penderita yang gejala asma memburuk dengan sangat cepat lebih sedikit dari saat ini.
Selain kesulitan bernapas, dada sesak, dan napas berbunyi yang semakin memburuk, tanda-tanda lain dari serangan asma yang parah menurut Hello Sehat dapat meliputi:
Kelelahan
Selama serangan asma, paru-paru tidak mendapatkan cukup oksigen. Ini berarti lebih sedikit oksigen yang masuk ke aliran darah dan otot Anda. Tanpa oksigen, tubuh Anda perlahan akan lelah. Jika gejala asma Anda memburuk di malam hari (asma nokturnal) dan Anda sulit tidur, Anda mungkin merasa lelah di sepanjang hari berikutnya.
Sengau
Keluarnya cairan dari hidung merupakan tanda adanya pembesaran atau pembengkakan pada rongga hidung saat bernafas. Hidung seringkali merupakan tanda kesulitan bernapas. Gejala asma ini sering terjadi pada anak-anak dan bayi.
Menghela napas
Menghembuskan napas adalah respons psikologis yang melibatkan perluasan paru-paru hingga kapasitas maksimumnya. Intinya, menghembuskan napas adalah satu embusan napas dalam dan dalam pada satu waktu.
Anda juga harus waspada jika sering menguap. Ini dapat menunjukkan bahwa tubuh Anda tidak mendapatkan cukup oksigen.
Gelisah
Kegelisahan bisa menjadi gejala atau pemicu serangan asma. Saat saluran udara mulai menyempit, dada Anda akan menjadi kaku atau sesak, sehingga Anda sulit bernapas. Kesulitan bernapas dengan bebas bisa memicu kepanikan dan kecemasan.
Di sisi lain, berada dalam situasi stres dan stres juga dapat memicu gejala asma berulang pada beberapa orang. Gejala lainnya antara lain :
- Relief inhaler yang tidak berfungsi lagi dalam mengobati gejala
- Gejala batuk, mengi dan sesak di dada semakin parah dan sering terjadi.
- Kesulitan berbicara, makan, atau tidur karena kesulitan bernapas.
- Bibir dan jari yang tampak biru.
- Denyut jantung meningkat.
- Merasa pusing atau mengantuk.
- Terjadi penurunan arus puncak ekspirasi.
- Ditandai dengan gejala seperti pilek, seperti bersin, hidung tersumbat, sakit tenggorokan, dan sakit kepala.
- Nafas cepat
- Kesulitan berkonsentrasi
- Perubahan suasana hati, seperti menjadi lebih diam atau mudah tersinggung
- Sakit tubuh terasa canggung
- Dagu terasa gatal
- Kantung mata gelap muncul
- Merasa haus sepanjang waktu
- Mata gatal atau berair
- Sakit kepala
- Demam
- Eksim berulang
- Wajah pucat dan berkeringat
- Angka kinerja pengguna peak flow meter menunjukkan peringkat yang menyertakan "hati-hati" atau "bahaya", yang biasanya antara 50 persen hingga 80 persen dari indikator kinerja individu Kondisi di atas menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan pada saluran udara dan aliran udara telah telah terhalang.
Penderita asma bisa mengalami sebagian atau semua gejala tersebut saat menyerang. Tindakan pengobatan harus diambil untuk mengelola gejala agar tidak bertambah parah. Jangan abaikan jika Anda atau keluarga mengalami tanda-tanda serangan asma di atas. Segeralah ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Gejala Asma Berdasar Tingkat Keparahan
Selain mengenali gejalanya sebelum keadaan menjadi lebih buruk, penting juga bagi Anda untuk mengetahui tingkat keparahan asma Anda. Pasalnya, kemungkinan kambuh biasanya akan bergantung pada seberapa parah kondisi yang Anda alami.
Memahami tingkat keparahan asma juga dapat membantu dokter memberikan perawatan asma yang tepat dan mencegah asma berulang. Berikut penjelasan gejala asma berdasarkan tingkat keparahannya:
Asma intermiten
Karakteristik dari level intermiten adalah:
- Gejala muncul selama 2 hari atau kurang dalam satu minggu.
- Bangun di tengah malam: 2 kali atau kurang dalam sebulan.
- Menggunakan inhaler: 2 kali atau kurang per minggu.
- Tidak mengalami gangguan saat beraktivitas.
Biasanya jika Anda mengidap asma jenis ini, Anda tidak akan diberikan obat asma. Umumnya Anda hanya disarankan untuk menghindari hal-hal yang memicu munculnya asma. Namun, jika terjadi serangan asma yang akut, dokter akan meresepkan obat asma tertentu.
Asma persisten ringan
Ciri-ciri persistensi ringan meliputi:
- Gejala: muncul lebih dari 2 hari dalam seminggu.
- Bangun di tengah malam: 3-4 kali sebulan.
- Menggunakan inhaler: lebih dari 2 kali seminggu
- Aktivitas sedikit terganggu.
Jika Anda memiliki jenis asma ini, dokter Anda hanya akan memberikan obat anti inflamasi untuk mengatasi gejala yang Anda rasakan.
Asma persisten sedang
Tingkat persistensi sedang memiliki ciri-ciri seperti:
- Gejala: muncul hampir setiap hari.
- Bangun di tengah malam: lebih dari 2 kali seminggu.
- Menggunakan inhaler: hampir setiap hari.
- Aktivitas terputus
Orang yang menderita asma persisten sedang akan diberikan obat untuk mengontrol gejalanya. Selain itu, pasien dengan tingkat penyakit ini akan disarankan untuk menjalani terapi bronkodilator.
Bronkodilator adalah terapi yang terdiri dari berbagai obat untuk melegakan dan melancarkan pernapasan.
Asma persisten yang parah
Tingkat persisten parah memiliki karakteristik seperti:
- Gejala muncul setiap hari, hampir sepanjang hari.
- Bangun di tengah malam: setiap malam.
- Menggunakan inhaler: beberapa kali sehari.
- Aktivitas sangat terganggu.
Satu jenis obat pengontrol asma yang diberikan pada asma persisten berat saja tidak cukup. Untuk mencegah komplikasi asma, dokter Anda akan memberi Anda beberapa kombinasi inhaler tipe glukokortikosteroid dosis tinggi.
Bagaimana Kondisi Pasien Asma Yang Mengalami Gejala Berat ?
Jika gejala awal asma dikenali dan diobatinya terlambat, terutama jika Anda pertama kali menderita asma saat dewasa, kondisinya bisa berubah menjadi serangan asma yang serius.
Tanda-tanda serangan asma yang parah biasanya muncul secara bertahap dan perlahan, dalam 6-48 jam sebelum benar-benar menjadi lebih serius. Meski begitu, bagi sebagian orang, gejala asma mereka bisa memburuk dengan sangat cepat.
Orang dewasa atau anak-anak dengan serangan asma yang parah harus segera dibawa ke ruang gawat darurat (IGD) jika perawatan darurat pertama gagal setelah 10-15 menit.
Anda juga perlu segera ke IGD, jika gejala serangan asma akut muncul, seperti mengi dan sesak napas semakin parah, inhaler atau bronkodilator tidak meredakan gejala, serta perubahan warna bibir dan kuku.
Itulah alasan mengapa pasien asma yang mengalami gejala berat harus segera mendapat perawatan.
Cara Mendiagnosis Asma
Setelah mengetahui apa saja tanda dan gejala asma, belum tentu Anda dapat menentukan apakah Anda menderita asma. Penyakit ini hanya bisa didiagnosis oleh dokter dan tim medis dengan melakukan serangkaian pemeriksaan.
Dalam proses mendiagnosis asma, berikut langkah-langkah yang akan dilakukan dokter:
Memeriksa riwayat kesehatan
Dokter akan menanyakan beberapa pertanyaan mengenai riwayat kesehatan Anda untuk memahami gejala asma yang Anda alami. Pertanyaan-pertanyaan ini umumnya mencakup riwayat kesehatan Anda sendiri, anggota keluarga lainnya, obat-obatan yang sedang Anda konsumsi, dan gaya hidup Anda.
Misalnya, jika Anda memiliki riwayat alergi atau eksim, kondisi ini dapat meningkatkan risiko Anda terkena asma. Selain itu, jika Anda memiliki anggota keluarga yang menderita asma, alergi, atau eksim, kemungkinan Anda terdiagnosis asma cukup besar.
Anda juga perlu memberi tahu dokter tentang kondisi lingkungan sekitar Anda, mulai dari tempat tinggal Anda hingga lingkungan kerja.
Melakukan pemeriksaan fisik
Sebelum membuat diagnosis asma, dokter Anda akan meminta Anda melalui serangkaian pemeriksaan fisik. Dokter akan memeriksa beberapa bagian tubuh Anda, seperti telinga, mata, hidung, tenggorokan, kulit, dada, dan paru-paru.
Dengan pemeriksaan fisik yang menyeluruh, dokter Anda dapat mengetahui seberapa baik Anda bernapas dan bagaimana paru-paru Anda bekerja. Tes ini terkadang juga dilakukan dengan mesin sinar-X untuk melihat bagian dalam paru-paru atau sinus Anda.
Melakukan tes fungsi paru
Untuk membuat diagnosis asma, dokter Anda mungkin melakukan beberapa pemeriksaan untuk menentukan fungsi paru-paru Anda. Tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan Anda bernafas lebih dalam. Biasanya tes ini dilakukan 2 kali yaitu sebelum dan sesudah Anda menghirup bronkodilator.
Dari hasil tes fungsi paru, jika dokter Anda melihat bahwa paru-paru Anda membaik setelah menghirup bronkodilator, Anda mungkin menderita asma. Berikut beberapa jenis tes fungsi paru-paru untuk mengetahui apakah gejala yang Anda alami adalah asma:
- Tes spirometri
- Uji aliran puncak atau aliran puncak
- Uji nitrit oksida (FeNO) dihembuskan
Apa Penyebab Penyakit Asma ?
Bagaimana asma dapat menyerang penderitanya ? Tentu ada sebabnya. Para ahli belum tahu persis apa penyebab asma. Namun, serangan umumnya terjadi ketika seseorang terkena pemicunya. Beberapa hal yang mungkin menjadi penyebab pemicu asma, di antaranya:
- Perokok aktif dan perokok pasif.
- Infeksi saluran pernapasan bagian atas (seperti pilek, flu, atau pneumonia).
- Alergi terhadap makanan, serbuk sari, jamur, tungau debu, dan bulu hewan peliharaan.
- Paparan zat di udara (seperti polusi udara, asap kimia, atau racun).
- Faktor cuaca (seperti cuaca dingin, berangin, dan panas didukung kualitas udara yang buruk dan perubahan suhu yang drastis).
- Minum obat tertentu (seperti aspirin, NSAID, dan beta-blocker).
- Makanan atau minuman yang mengandung pengawet (seperti MSG).
- Mengalami stres dan kecemasan yang parah.
- Bernyanyi, tertawa, atau menangis secara berlebihan.
- Parfum dan wewangian.
- Memiliki riwayat penyakit refluks asam (GERD).
Faktor Risiko Penyakit Asma
Penyakit ini bisa menyerang siapa saja, bahkan orang dewasa berusia 30-an atau 40-an. Memang kebanyakan kasus sudah terdeteksi sejak pasien masih bayi atau kanak-kanak. Namun, sekitar 25 persen penderita asma bronkial mengalami serangan pertama kali di masa dewasa.
Menurut WHO, penyakit ini merupakan penyakit yang paling banyak dialami oleh anak-anak karena:
- Orang tua memiliki riwayat penyakit ini.
- Mengalami infeksi saluran pernapasan, seperti pneumonia dan bronkitis.
- Memiliki alergi atopik tertentu, seperti alergi makanan atau eksim.
- Berat badan lahir rendah.
- Lahir prematur.
Pengobatan Penyakit Asma
Penyakit ini tidak bisa disembuhkan. Perawatan yang diberikan hanya dimaksudkan untuk mengurangi gejala dan mencegah kekambuhan. Perawatan asma harus dibicarakan antara Anda dan dokter Anda. Hal tersebut dilakukan agar mendapatkan hasil pengobatan yang efektif dan maksimal.
Berikut ini adalah pilihan pengobatan yang diberikan oleh dokter:
Pengobatan kontrol jangka panjang
Jika kondisi Anda kronis atau persisten, ringan hingga parah, pengobatan yang cocok untuk Anda adalah terapi jangka panjang. Perawatan jangka panjang bertujuan untuk mengontrol keparahan gejala, dan mencegahnya berulang secara berkelanjutan.
Obat kontrol jangka pendek
Pengobatan jangka pendek lebih ditujukan untuk meredakan serangan akut segera ketika terjadi. Fungsi obat ini adalah membantu meredakan gejala baru yang muncul dan muncul kembali dari waktu ke waktu. Namun, obat ini sebaiknya tidak diminum lebih dari 2 minggu.
Jika Anda menggunakan salah satu obat ini selama lebih dari 2 minggu, segera konsultasikan ke dokter. Dokter Anda dapat membuat perubahan pada rencana tindakan asma Anda agar sesuai dengan kondisi Anda.
Komplikasi Penyakit Asma
Asma yang tidak terkontrol dengan baik dapat memengaruhi kesehatan Anda secara keseluruhan. Padahal, penyakit ini bisa berdampak langsung pada fungsi tubuh Anda. Begitu juga jika pengobatannya kurang tepat.
Berikut beberapa komplikasi asma yang mungkin terjadi:
- Pneumonia (infeksi paru-paru)
- Kerusakan paru sebagian atau seluruhnya
- Kegagalan pernapasan, di mana kadar oksigen dalam darah menjadi sangat rendah, atau kadar karbon dioksida menjadi sangat tinggi
- Status asma (serangan asma parah yang tidak merespon pengobatan)
Komplikasi ini memerlukan bantuan medis darurat karena bisa berakibat fatal.
Pencegahan Penyakit Asma
Meski tidak bisa disembuhkan, Anda bisa mencegah penyakit ini berulang. Berikut beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mencegah asma kambuh, di antaranya:
Membuat rencana tindakan asma
Setiap pasien dengan kondisi ini disarankan untuk menentukan rencana perawatan dengan dokter mereka dan tim perawatan kesehatan lainnya. Ini disebut rencana tindakan asma. Dokter akan membantu dalam menentukan jenis pengobatan dan pengobatan yang sesuai dengan kondisi Anda. Pastikan Anda mengikuti rencana perawatan agar gejala yang kambuh dapat dicegah.
Menghindari faktor pemicu
Seseorang akan mengalami gejala serangan jika terkena pemicunya. Oleh karena itu, kenali hal-hal yang dapat memicu gejala Anda kambuh. Beberapa faktor pemicu yang paling umum adalah paparan bahan iritan dari asap rokok, polusi udara, bahan kimia dalam produk rumah tangga hingga bulu binatang dan serbuk sari.
Memeriksa fungsi paru-paru secara rutin
Pemeriksaan fungsi paru-paru secara rutin dengan peak flow meter juga bisa menjadi cara untuk mencegah serangan berulang. Pengukur aliran puncak membantu mengukur jumlah aliran udara dalam napas penderita, yang akan membuatnya lebih mudah ditangani sebelum gejalanya memburuk.
Di sisi lain, alat ini juga dapat membantu mengidentifikasi pemicunya sehingga penderita dapat menghindarinya.
Meminum obat sesuai anjuran dokter
Saat gejala asma muncul, segera minum obat yang dianjurkan dokter dan hentikan aktivitas yang memicu kambuhnya gejala. Jika gejala Anda tidak kunjung membaik, jangan ragu segera ke dokter. Jangan hentikan pengobatan tanpa sepengetahuan dokter Anda bahkan jika Anda merasa lebih baik.
Pastikan juga Anda selalu membawa obat asma kemanapun Anda pergi, dan setiap kali berkonsultasi dengan dokter. Ini akan memudahkan dokter untuk melihat efek dari perawatan yang sedang Anda jalani.
Mendapatkan vaksin flu
Gejala yang kambuh bisa dipicu oleh batuk berkepanjangan akibat flu. Jadi, tidak ada salahnya melakukan vaksin flu. Tetapi pastikan Anda berkonsultasi dengan dokter Anda terlebih dahulu.
Demikian jawaban dari pertanyaan, tuliskan 6 gejala berat penyakit asma. Semoga membantu Sobat yang sedang mengalami gangguan asma.