Bika Ambon Merupakan Makanan Khas dari Daerah


Bika Ambon merupakan makanan khas dari daerah Medan, Sumatera Utara. Makanan yang diambil dari nama Jalan Ambon ini adalah kue berbahan dasar tapioka atau sagu yang berlubang dan berserat kue.

Kue ini berwarna kuning dengan rongga menyerupai sarang semut. Kue dengan rasa yang legit ini merupakan salah satu jajanan tradisional yang dibuat dengan menggunakan fermentasi sari buah atau tuak sehingga menimbulkan rongga yang menjadi ciri khas dari kue ini.

Berdasarkan penelitian, nira aren mengandung air 91,1%, kadar abu 0,28%, protein 0,41%, karbohidrat 8,21%, dan gula 0,67%. Air ini juga sering digunakan sebagai bahan baku pembuatan gula aren, tuak, dan cuka.

Namun, bagi orang yang menghindari konsumsi alkohol, Bika Ambon biasanya dibuat dengan menggunakan ragi instan biasa dan air kelapa.

Kenapa Namanya Bika Ambon

Nama Bika sendiri, menurut sumber yang terinspirasi dari kue khas Melayu, yaitu Bika atau Bingka yang kemudian dimodifikasi dengan menambahkan pengembang dari Nira atau tuak sehingga menjadi berbeda dengan kue Bika atau Bingka Melayu.

Bika Ambon tampaknya mulai beradaptasi dengan laju perkembangan zaman. Kini, Bika Ambon tidak lagi hanya berwarna kuning, namun berbagai varian warna bisa ditemui sesuai selera. Kini Bika dibuat dengan rasa pandan, namun ada juga yang mengembangkannya dalam varian rasa lain, seperti durian, keju, coklat.

Kawasan yang banyak didatangi penjual Bika Ambon adalah kawasan Jalan Majapahit. Kawasan Jalan Majapahit sangat ramai menjual Bika Ambon sejak tahun 1980-an dan menjadi pusat penjualan Bika Ambon di Medan. Pada tahun 1970-an, Bika Ambon selalu disajikan sebagai camilan untuk menikmati es krim.

Nama Bika Ambon memang unik. Meski ada kata Ambon di namanya, bukan berarti kue Bika Ambon berasal dari ibu kota provinsi Maluku. Kehadiran Bika Ambon yang memiliki nama dan lokasi asal yang berbeda memang menuai banyak kontroversi.

Bika Ambon yang sangat lezat ini kemudian menjadi sangat populer di Medan dan menjadi fenomenal hingga banyak cerita tentang asal usul Bika Ambon.

Dalam buku Bunga Angin Portugis di Nusantara Jejak Budaya Portugis di Nusantara (2008) karya Paramita R Abdurrahman disebutkan bahwa salah satu warisan Portugis di Maluku adalah tradisi kuliner.

Di antara berbagai jenis masakan yang diperkenalkan kepada penduduk setempat, salah satunya adalah bika. Namun, tidak ada yang bisa menjelaskan bagaimana kue itu dibawa atau diperkenalkan oleh orang Ambon ke Medan, atau bagaimana kue itu diberi nama Bika Ambon.

Bika Ambon Merupakan Makanan Khas dari Daerah


Cerita Tentang Asal Usul Bika Ambon

Cerita pertama menyebutkan, Bika Ambon dinamai demikian karena tempat pertama kali dijual dan popularitas Bika Ambon berada di perempatan Jl. Monyet Ambon Sei Medan. Kemudian sumber lain menyebutkan, nama Bika Ambon berasal dari seorang Ambon yang merantau ke Malaysia dengan membawa kue Bika.

Setelah mengetahui rasanya yang enak, orang tersebut tidak kembali lagi ke Ambon, melainkan singgah di Medan. Sehingga sejak empat puluh tahun yang lalu Bika Ambon menjadi sangat terkenal di Medan.

Cerita lain mengatakan bahwa dulu ada daerah yang disebut Amplas yang kemudian dibagi menjadi dua daerah, barat dan timur sungai. Di sebelah barat sungai sering disebut sebagai “pabrik” karena terdapat pabrik pengolah lateks, dan di sebelah timur sungai sering disebut “kebon” karena terdapat barak atau perumahan bagi para pekerja dan tembakau dan kakao.

Bika Ambon konon diperkenalkan oleh seorang pekerja transmigran asal Jawa yang membuat kue Bika Ambon dan memasarkannya di Medan. Saat itu jarak dari Amplas ke Medan minimal 1 sampai 2 jam dan tempat pemasarannya adalah Kesawan, Perniagaan, Kereta Api, dan sekitarnya.

Alhasil, orang Belanda sangat menyukai rasa kue tersebut. Hal inilah yang kemudian membuat seorang pedagang keturunan Tionghoa berinisiatif membantu memasarkan dan bekerjasama dalam pemasaran Bika Ambon buatan buruh tersebut.

Pada akhirnya, kehadiran Bika Ambon menjadi sangat populer dan membuat para transmigran lain juga ikut mencoba mencari keuntungan dari bisnis tersebut. Dan nama Bika Ambon sendiri berasal dari Bika “Amplas-Kebon” yang merupakan singkatan dari “BIKA AMBON”.

Cerita selanjutnya, konon pada zaman Belanda saat masih di Tanah Deli, seorang Tionghoa melakukan eksperimen dengan kue. Ia melakukannya di rumahnya, tak jauh dari kawasan Jalan Majapahit, Medan.

Setelah matang, kue tersebut kemudian diujicobakan pada asistennya, pria asal Ambon. Pria itu sangat menyukai kue itu sehingga dia memakannya dengan rakus. Itulah menurut cerita ini mengapa disebut Bika Ambon.

Kisah lain menganalisis sejarah pemberian nama Bika Ambon berdasarkan bahasa. Menurutnya, Ambon bukanlah istilah yang menyebutkan nama jalan tempat populernya Bika Ambon, asal usul orang yang membawa Bika Ambon, atau akronim dari nama daerah asal Bika Ambon, melainkan nama daerah asal Bika Ambon. istilah dalam bahasa Medan berarti lemah lembut.

Hingga kini, belum ada yang berhasil memastikan sejarah Bika Ambon. Artinya masih ada jejak sosial budaya yang belum terungkap dalam kue Bika Ambon ini. Dan, menarik untuk dijelajahi.

Saat ini selain oleh-oleh khas Medan, Bika Ambon juga sering digunakan untuk hidangan lebaran. Bika Ambon memang sangat pas jika disajikan sebagai suguhan bagi para tamu.

Meski memakan waktu lama untuk membuatnya, hingga satu malam atau 12 jam, namun rasa akan terbayar dengan legitimasi dan kenikmatan Bika Ambon. Selain proses pendiaman adonan yang lama, Anda juga perlu memperhatikan saat membuat resep Bika Ambon saat dipanggang.


Tag : bika ambon
Back To Top